Rabu, 30 Mei 2012

Kamu (versi listi)


Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku.
Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat.
Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu.
Taukah kamu, waktu itu aku benar terpikat dengan gerak tangan dan kakimu di panggung itu. Ketika itu aku disana, belum tau siapa kamu, dan mungkin tidak ingin mencari tau siapakah kamu.
Namun seketika kamu datang, seakan berusaha ingin mengenalku.
Seakan memberi kesempatan, untukku mengenalmu.
Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu,
dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu
membuat jantungku berdegup cepat,
Mengalihkan semua yang aku pikirkan saat itu,
membuatku ikut tersenyum malu,
ketika menatap indah bola matamu,
walau hanya dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Mungkin kita adalah dua sisi koin yang ditakdirkan berpasangan.
Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham
seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan.
Kala diam. Kala hening. Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata,
maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu.
Tetap berpusar tanpa harus terlempar.
Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu.
Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti.
Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi.
Pasti

Sabtu, 12 Mei 2012

Cinta Pertama

Seandainya kamu bisa melihat kamu dari mataku,
kamu akan melihat orang yang menyebalkan,
yang jahil, yang cuek,
tapi selalu membuatku tertawa.

Seandainya kamu bisa melihat kamu dari mataku,
kamu akan melihat orang yang nggak pernah mau mengalah,
orang yang seenaknya saja,
namun juga orang pertama yang akan bertanya, “apa aku baik-baik saja?”

Seandainya kamu bisa melihat kamu dari mataku,
kamu akan tahu bahwa kamulah satu-satunya.

Seandainya kamu bisa melihat kamu dari mataku…
Kamu akan tahu, aku sedang melihat cinta pertama.


Pertanyaan, dan Kamu


Kamu adalah sebuah cerita, yang baru saja bermula.
Dan sebuah lagu, baru di bait ke satu..
Kamu adalah sebuah perjalanan.
Yang baru saja meninggalkan, pekarangan rumah di depan.
Dengan segala peraturan dan kebosanan.
Kamu adalah sebuah gangguan, bagi sederet rutinitas.
Kamulah yang melembutkan, kejenuhan yang mengeras..
Kamu adalah setangkai bunga yang segar, yang selalu mencari, di manakah sinar matahari memancar.
Kamu sebuah awal baru yang senantiasa membuatku berpikir: Adakah kesempatan bagiku, untukmu jadi sebuah akhir?
Kamu. Empat aksara yang senantiasa membuatku bertanya-tanya. Di kamu kah masa depan berada?